Anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya (kecepatan dalam menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa dijadikan rujukan adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah duji oleh Rogers (1961). Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat sebagai berikut:
1. Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi. Hubungan sosial mereka cenderung lebih erat dibanding kelompok sosial lainnya. Orang-orang seperti ini lebih dapat membentuk komunikasi yang baik meskipun terdapat jarak geografis. Biasanya orang-orang ini adalah mereka yang memiliki gaya hidup dinamis di perkotaan yang memiliki banyak teman atau relasi.
2. Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi. Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi. Kelompok ini lebih lokal dibanding kelompok inovator. Kategori adopter seperti ini menghasilkan lebih banyak opini dibanding kategori lainnya, serta selalu mencari informasi tentang inovasi. Mereka dalam kategori ini sangat disegani dan dihormati oleh kelompoknya karena kesuksesan mereka dan keinginannya untuk mencoba inovasi baru.
3. Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi para pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi. Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat.
4. Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan sosial, terlalu hati-hati. Kelompok ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi.
5. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders, sumberdaya terbatas. Kelompok ini merupakan orang yang terakhir melakukan adopsi inovasi. Mereka bersifat lebih tradisional, dan segan untuk mencoba hal hal baru. Kelompok ini biasanya lebih suka bergaul dengan orang-orang yang memiliki pemikiran sama dengan mereka. Sekalinya sekelompok laggard mengadopsi inovasi baru, kebanyakan orang justru sudah jauh mengadopsi inovasi lainnya, dan menganggap mereka ketinggalan zaman. (http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/)
Sebongkah Team yang didalamnya terdapat anag" PM yang berarti.... anag" yang begitulah adanya.. nb : PM mean Bungul
Selasa, 28 Desember 2010
Proses Implementasi Teknologi Komunikasi
Merujuk pendapat Rogers, tentang proses adopsi inovasi maka prose implementasi tek. Kom bisa digambarkan sebagai berikut:
1. Tahap pertama; Inisiasi, yaitu usaha mengumpulkan informasi tentang teknologi komunikasi, memahaminya dengan seksama dan merencanakan untuk mengadopsi. Tahap ini memiliki dua tingkat;
• Agenda setting; munculnya ide untuk mengadopsi teknologi komunikasi
• Matching; kecocokan tek kom dengan kebutuhan & kemampuan mengadopsi.
2. Tahap kedua; Implementasi yaitu seluruh kegiatan & aktifitas yang dilakukan untuk menggunakan teknologi komunikasi yang dirindukan. tahap ini memiliki 3 tingkat:
• Redefining, yaitu mengatur, menyusun & memodifikasi struktur lembaga/mentalitas & kebiasaan individu untuk keperluan teknologi komunikasi.
• Clarifying, yaitu Meyakinkan pada anggota atau individu tentang seluk beluk teknologi komunikasi yang dimaksud
• Routinizing, yaitu teknologi komunikasi sudah diketahui secara jelas dan menjadi bagian dari infrastruktur organisasi, atau pelengkap kehidupan sehari-hari
Dengan demikian, proses adopsi inovasi hingga implementasi teknologi komunikasi dapat disimpulkan melalui lima proses yaitu:
1. Agenda setting
2. Matching
3. Redefining
4. Clarifying
5. Routinizing
Implementasi tek kom memaksa individu melakukan adaptasi agar melewati prosesnya dengan baik. Adaptasi tersebut adalah penyesuaian nilai-nilai yang dibawa teknologi komunikasi dengan kondisi sosio-kultural dimana individu tersebut tinggal.
1. Tahap pertama; Inisiasi, yaitu usaha mengumpulkan informasi tentang teknologi komunikasi, memahaminya dengan seksama dan merencanakan untuk mengadopsi. Tahap ini memiliki dua tingkat;
• Agenda setting; munculnya ide untuk mengadopsi teknologi komunikasi
• Matching; kecocokan tek kom dengan kebutuhan & kemampuan mengadopsi.
2. Tahap kedua; Implementasi yaitu seluruh kegiatan & aktifitas yang dilakukan untuk menggunakan teknologi komunikasi yang dirindukan. tahap ini memiliki 3 tingkat:
• Redefining, yaitu mengatur, menyusun & memodifikasi struktur lembaga/mentalitas & kebiasaan individu untuk keperluan teknologi komunikasi.
• Clarifying, yaitu Meyakinkan pada anggota atau individu tentang seluk beluk teknologi komunikasi yang dimaksud
• Routinizing, yaitu teknologi komunikasi sudah diketahui secara jelas dan menjadi bagian dari infrastruktur organisasi, atau pelengkap kehidupan sehari-hari
Dengan demikian, proses adopsi inovasi hingga implementasi teknologi komunikasi dapat disimpulkan melalui lima proses yaitu:
1. Agenda setting
2. Matching
3. Redefining
4. Clarifying
5. Routinizing
Implementasi tek kom memaksa individu melakukan adaptasi agar melewati prosesnya dengan baik. Adaptasi tersebut adalah penyesuaian nilai-nilai yang dibawa teknologi komunikasi dengan kondisi sosio-kultural dimana individu tersebut tinggal.
Teori Difusi Inovasi
Difusi Inovasi
Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian sosiologi.
Pada tahun 1940, dua orang sosiolog, Bryce Ryan dan Neal Gross, mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan tentang difusi inovasi model kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”
Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).
Selama 45 tahun dan melalui 3,500 publikasi penelitian, model dari inovasi difusi telah menuntun penelitian dari penyebaran ide baru. Penelitian difusi dilakukan oleh peneliti dari berbagai bidang seperti antropologi, komunikasi, pendidikan, geografi, pemasaran, sosiologi pedesaan, sosiologi, dan beberapa lagi yang lainnya.
Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
Karakter dari suatu inovasi, yang dirasa oleh anggota sistem sosial, menentukan tingkat adopsinya. Lima sifat dari inovasi tersebut adalah: (1) relatifitas keuntungan, (2) kesesuaian,(3) kerumitan, (4) reliabilitas, dan (5) kebisaan diamati.
(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Implementasi sendiri secara harfiah berarti penerapan. Dalam prakteknya penerapan teknologi komunikasi harus didahului oleh penguasaan ketrampilan mengoperasikan teknologi komunikasi tersebut. Karena tanpa penguasaan ketrampilan teknis, teknologi komunikasi tidak mungkin diterapkan oleh seseorang. Hal ini mengisayaratkan tekk kom sebuah inovasi.
Lazimnya sebuah inovasi tidak begitu saja diadopsi/diterima oleh masyarakat. Skeptisisme merupakan penghalang proses adopsi inovasi bagi masyarakat
Teknologi komunikasi merupakan sistem teknologis dan untuk memakainya manusia perlu mengaturnya sesuai dengan nilai-nilai yang diisyaratkan olek teknologi komunikasi itu sendiri. Nilai-nilai itu bisa berbenturan dengan nilai-nilai yang telah lama dikenal atau dianut dalam kelompok masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan penerapan teknologi komunikasi sering melahirkan masalah dalam kehidupan sosial masyarakat.
Munculnya Teori Difusi Inovasi dimulai pada awal abad ke-20, tepatnya tahun 1903, ketika seorang sosiolog Perancis, Gabriel Tarde, memperkenalkan Kurva Difusi berbentuk S (S-shaped Diffusion Curve). Kurva ini pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu inovasi diadopsi seseorang atau sekolompok orang dilihat dari dimensi waktu. Pada kurva ini ada dua sumbu dimana sumbu yang satu menggambarkan tingkat adopsi dan sumbu yang lainnya menggambarkan dimensi waktu.
Pemikiran Tarde menjadi penting karena secara sederhana bisa menggambarkan kecenderungan yang terkait dengan proses difusi inovasi. Rogers (1983) mengatakan, Tarde’s S-shaped diffusion curve is of current importance because “most innovations have an S-shaped rate of adoption”. Dan sejak saat itu tingkat adopsi atau tingkat difusi menjadi fokus kajian penting dalam penelitian-penelitian sosiologi.
Pada tahun 1940, dua orang sosiolog, Bryce Ryan dan Neal Gross, mempublikasikan hasil penelitian difusi tentang jagung hibrida pada para petani di Iowa, Amerika Serikat. Hasil penelitian ini memperbarui sekaligus menegaskan tentang difusi inovasi model kurva S. Salah satu kesimpulan penelitian Ryan dan Gross menyatakan bahwa “The rate of adoption of the agricultural innovation followed an S-shaped normal curve when plotted on a cumulative basis over time.”
Perkembangan berikutnya dari teori Difusi Inovasi terjadi pada tahun 1960, di mana studi atau penelitian difusi mulai dikaitkan dengan berbagai topik yang lebih kontemporer, seperti dengan bidang pemasaran, budaya, dan sebagainya. Di sinilah muncul tokoh-tokoh teori Difusi Inovasi seperti Everett M. Rogers dengan karya besarnya Diffusion of Innovation (1961); F. Floyd Shoemaker yang bersama Rogers menulis Communication of Innovation: A Cross Cultural Approach (1971) sampai Lawrence A. Brown yang menulis Innovation Diffusion: A New Perpective (1981).
Selama 45 tahun dan melalui 3,500 publikasi penelitian, model dari inovasi difusi telah menuntun penelitian dari penyebaran ide baru. Penelitian difusi dilakukan oleh peneliti dari berbagai bidang seperti antropologi, komunikasi, pendidikan, geografi, pemasaran, sosiologi pedesaan, sosiologi, dan beberapa lagi yang lainnya.
Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial.
Sesuai dengan pemikiran Rogers, dalam proses difusi inovasi terdapat 4 (empat) elemen pokok, yaitu:
(1) Inovasi; gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ’baru’ dalam ide yang inovatif tidak harus baru sama sekali.
Karakter dari suatu inovasi, yang dirasa oleh anggota sistem sosial, menentukan tingkat adopsinya. Lima sifat dari inovasi tersebut adalah: (1) relatifitas keuntungan, (2) kesesuaian,(3) kerumitan, (4) reliabilitas, dan (5) kebisaan diamati.
(2) Saluran komunikasi; ’alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidakperlu memperhatikan (a) tujuan diadakannya komunikasi dan (b) karakteristik penerima. Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal.
(3) Jangka waktu; proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak dimensi waktu terlihat dalam (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalammenerima inovasi, dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
(4) Sistem sosial; kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama
Implementasi sendiri secara harfiah berarti penerapan. Dalam prakteknya penerapan teknologi komunikasi harus didahului oleh penguasaan ketrampilan mengoperasikan teknologi komunikasi tersebut. Karena tanpa penguasaan ketrampilan teknis, teknologi komunikasi tidak mungkin diterapkan oleh seseorang. Hal ini mengisayaratkan tekk kom sebuah inovasi.
Lazimnya sebuah inovasi tidak begitu saja diadopsi/diterima oleh masyarakat. Skeptisisme merupakan penghalang proses adopsi inovasi bagi masyarakat
Teknologi komunikasi merupakan sistem teknologis dan untuk memakainya manusia perlu mengaturnya sesuai dengan nilai-nilai yang diisyaratkan olek teknologi komunikasi itu sendiri. Nilai-nilai itu bisa berbenturan dengan nilai-nilai yang telah lama dikenal atau dianut dalam kelompok masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan penerapan teknologi komunikasi sering melahirkan masalah dalam kehidupan sosial masyarakat.
Interaktif Teknologi Komunikasi Mutakhir
INTERAKTIF TEKNOLOGI KOMUNIKASI MUTAKHIR
Ciri Komunikasi Interaktif
Orang yang terlibat bisa berinteraksi dengan leluasa
Umpan balik segera dapat diketahui
Penyampaian pesan disampaikan baik secara verbal maupun visual
Menggunakan media interaktif.
• Media interaktif adalah media yang diapakai untuk saling tukar informasi, baik untuk keperluan hiburan, pendidikan, bisnis yang menggunakan komputer, terminal vidiotek, telepon atau layar televisi (weiner,1996)
• Ciri utama media interaktif adalah memberi peluang untuk saling tukar informasi.
• Ciri ini menyebabkan media interaktif berbeda dengan media massa.
• Karena media massa adalah saluran komunikasi dengan menggunakan, radio, surat kabar, televisi dan film yang dapat menjangkau khalayak banyak dengan informasi berasal dari institusi.
Teknologi Komunikasi Mutakhir
Yang dimaksud dengan teknologi ini adalah teknologi komunikasi yang berada pada gelombang kelima, yang dimulai awal 1990-an.
Pemicu kelahirannya ; mikroelektron8ik
pembentuknya :Komputer
Infrastrukturnya: informasi superhighway
Integrated Services Television (ISTV)
Adalah sebuah televisi multimedia dengan server yang terbangun sendiri dirumah pemiliknya.
Terminal informasi dan hiburan di rumah, yang bisa menerima semua siaran televisi, berita utama surat kabar dan terhubungke internet.
Keunggulan ISTV
Pemirsa dapat mengetahui informasi terakhir yang diperbarui secara otomatis
Mampu menggabungkan beberapa informasi yang bersal dari berbagai media
Menjadikan televisi sebagai media yang lebih pintar
Apapun bentuk dan namanya, tek. Kom bisa digolongkan:
Alat Penyimpan Informasi
Alat pengirim Pesan
Alat pemroses dan pengolah informasi
Alat penyalur informasi
Alat penyiar informasi
Ciri Komunikasi Interaktif
Orang yang terlibat bisa berinteraksi dengan leluasa
Umpan balik segera dapat diketahui
Penyampaian pesan disampaikan baik secara verbal maupun visual
Menggunakan media interaktif.
• Media interaktif adalah media yang diapakai untuk saling tukar informasi, baik untuk keperluan hiburan, pendidikan, bisnis yang menggunakan komputer, terminal vidiotek, telepon atau layar televisi (weiner,1996)
• Ciri utama media interaktif adalah memberi peluang untuk saling tukar informasi.
• Ciri ini menyebabkan media interaktif berbeda dengan media massa.
• Karena media massa adalah saluran komunikasi dengan menggunakan, radio, surat kabar, televisi dan film yang dapat menjangkau khalayak banyak dengan informasi berasal dari institusi.
Teknologi Komunikasi Mutakhir
Yang dimaksud dengan teknologi ini adalah teknologi komunikasi yang berada pada gelombang kelima, yang dimulai awal 1990-an.
Pemicu kelahirannya ; mikroelektron8ik
pembentuknya :Komputer
Infrastrukturnya: informasi superhighway
Integrated Services Television (ISTV)
Adalah sebuah televisi multimedia dengan server yang terbangun sendiri dirumah pemiliknya.
Terminal informasi dan hiburan di rumah, yang bisa menerima semua siaran televisi, berita utama surat kabar dan terhubungke internet.
Keunggulan ISTV
Pemirsa dapat mengetahui informasi terakhir yang diperbarui secara otomatis
Mampu menggabungkan beberapa informasi yang bersal dari berbagai media
Menjadikan televisi sebagai media yang lebih pintar
Apapun bentuk dan namanya, tek. Kom bisa digolongkan:
Alat Penyimpan Informasi
Alat pengirim Pesan
Alat pemroses dan pengolah informasi
Alat penyalur informasi
Alat penyiar informasi
Tiga pendekatan memahami Teknologi Komunikasi
Anthony G. Wilhelm (2000) dalam bukunya yang berjudul “Democracy in the Digital Age: Challenges to Political Life in Cyber Space” menyebutkan ada tiga pendekatan atau aliran pemikiran dalam merespon atau memahami perkembangan teknologi komunikasi, diantaranya DYSTOPIAN, NEO-FUTURIS, TEKNO-REALIS. (Neogroho, 2010)
1. Dystopian
Aliran ini sangat berhati-hati dan bersikap kritis terhadap penerapan teknologi, sebab dampak yang ditimbulkan adalah pengacauan kehidupan sosial dan politik. Upaya-upaya yang dilakukan faham ini adalah dengan mengembalikan kualitas-kualitas esensial yang menyusut dalam masyarakat kontemporer. Sebagai contoh interaksi tatap muka dianggap lebih alamiah daripada menggunakan media.
Tokoh-tokoh yang mendukung pendekatan ini diantara Edmund Husserl, Martin Heidegger, David Thoreau, Hannah Arendt, Benjamin Barber. Menurut Thoreau teknologi hanya bersifat menolong, namun Arendt menyesali hilangnya hubungan antar-manusia karena keberadaan teknologi.
2. Neo-futuris
Aliran ini merupakan refleksi dari ‘warisan’ tak terkendali dari gelombang pertama Futurisme. Suatu keyakinan yang tidak kritis sedang berlangsung, yaitu penerimaan terhadap hal-hal baru. Teknologi High Speed dianggap kekuatan-kekuatan yang menggilas semua yang dilewatinya, dan meletakkan dasar kerja untuk masa depan yang penuh harapan. Tokoh-tokoh pendukungnya antara lain John Naisbitt, Alvin Toffler, Jim Rubben, Richard Groper dan Nicholas Negroponte.
Bagi Toffler untuk menghindari gonjangan masa depan (ketidakmampuan manusia mengadaptasi kemajuan masa depan), maka manusia seharusnya terus menerus memperbaiki dan berpikir ulang mengenai tujuan sosialnya.
3. Tekno-realis
Sebagai penengah antara aliran Dytopian dengan Neo-futuris dalam penerapan teknologi komunikasi dan dampak-dampaknya dalam masyarakat. Aspek kritis dimasukan dalam praktek komunikasi dan perhatian terhadap nilai-nilai kemanusiaan juga ditekankan.
Pernyataan tekno-realis adalah “teknologi tidak netral” dan “internet adalah revolusioner tetapi tidak utopia”. Faham ini mengakui teknologi digital mempunyai mempunyai manfaat-manfaat praktis yang dapat digunakan namun tanpa harus melawan nilai-nilai kemanusiaan.
1. Dystopian
Aliran ini sangat berhati-hati dan bersikap kritis terhadap penerapan teknologi, sebab dampak yang ditimbulkan adalah pengacauan kehidupan sosial dan politik. Upaya-upaya yang dilakukan faham ini adalah dengan mengembalikan kualitas-kualitas esensial yang menyusut dalam masyarakat kontemporer. Sebagai contoh interaksi tatap muka dianggap lebih alamiah daripada menggunakan media.
Tokoh-tokoh yang mendukung pendekatan ini diantara Edmund Husserl, Martin Heidegger, David Thoreau, Hannah Arendt, Benjamin Barber. Menurut Thoreau teknologi hanya bersifat menolong, namun Arendt menyesali hilangnya hubungan antar-manusia karena keberadaan teknologi.
2. Neo-futuris
Aliran ini merupakan refleksi dari ‘warisan’ tak terkendali dari gelombang pertama Futurisme. Suatu keyakinan yang tidak kritis sedang berlangsung, yaitu penerimaan terhadap hal-hal baru. Teknologi High Speed dianggap kekuatan-kekuatan yang menggilas semua yang dilewatinya, dan meletakkan dasar kerja untuk masa depan yang penuh harapan. Tokoh-tokoh pendukungnya antara lain John Naisbitt, Alvin Toffler, Jim Rubben, Richard Groper dan Nicholas Negroponte.
Bagi Toffler untuk menghindari gonjangan masa depan (ketidakmampuan manusia mengadaptasi kemajuan masa depan), maka manusia seharusnya terus menerus memperbaiki dan berpikir ulang mengenai tujuan sosialnya.
3. Tekno-realis
Sebagai penengah antara aliran Dytopian dengan Neo-futuris dalam penerapan teknologi komunikasi dan dampak-dampaknya dalam masyarakat. Aspek kritis dimasukan dalam praktek komunikasi dan perhatian terhadap nilai-nilai kemanusiaan juga ditekankan.
Pernyataan tekno-realis adalah “teknologi tidak netral” dan “internet adalah revolusioner tetapi tidak utopia”. Faham ini mengakui teknologi digital mempunyai mempunyai manfaat-manfaat praktis yang dapat digunakan namun tanpa harus melawan nilai-nilai kemanusiaan.
Pengertian awal Perkembangan Teknologi Komunikasi
Halaman 1
· Teknologi Komunikasi adalah sebuah alat perangkat keras dalam sebuah struktur orang yang mengandung nilai 2 sosial yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar info dengan individu-individu lain. (M. Rogers)
· 4 karakteristik Teknologi Komunikasi
1. Teknologi komunikasi adalah alat
2. Teknologi komunikasi dilahirkan oleh sebuah struktur ekonomi social dan politik
3. Teknologi komunikasi membawa nilai-nilai dari struktur melahirkannya
4. Teknologi komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan indera manusia
· Perbedaan Teknologi Komunikasi dengan Teknologi Informasi
1. Teknologi Komunikasi adalah alat untuk menambah kemampuan indera manusia
Teknologi Informasi adalah pengerjaan data oleh computer dan telekomunikasi
2. Teknologi Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas
Teknologi Informasi adalah bagian dari teknologi komunikasi
3. Teknologi Komunikasi mencakup sistem, hardware, software, saluran
Teknologi Informasi hanya mencakup/ sebatas pada hardware
· 4 era menurut Mc Lohan
1. Tribal Age : Era purba (bahasa)
2. Literate Age : Era Tulis
3. Print Age : Era Cetak
4. Electronic Age : Era Elektronik (Radio, TV, computer, internet)
· Masyarakat informasi adalah masyarakat yang menjadikan informasi sebagai komunitas yang sangat berharga ekonomis. Masyarakat informasi berhubungan dengan masyarakat lain dalam sistem komunikasi global.
· Masyarakat informasi juga disebut masyarakat yang mengakses informasi superhighway
Senin, 27 Desember 2010
Ditemukan Arus Air Tawar di Laut Kalimantan Karena besarnya massa air tawar di laut tersebut, tim LIPI menduga ada spesies yang unik.
Senin, 27 Desember 2010, 11:09 WIB
Ita Lismawati F. Malau, Dedy Priatmojo 
Ilustrasi laut (corbis.com)
Lembaga itu memaparkan hasil ekspedisi tim mereka dalam acara yang digagas bersama Direktorat Penelitian dan Pengabdian Dikti Kementerian Pendidikan Nasional dan LIPI, 27-28 Desember 2010 di Jakarta.
Ekspedisi di Laut Natuna sendiri dilaksanakan pada tanggal 4-16 November lalu kemudian dilanjutkan ke Laut Kalimantan Selatan pada 19 Nopember-1Desember 2010.
"Kami berangkat dengan KR Baruna VIII pada 4 Nopember 2010 lalu dari Pelabuhan Perikanan Muara Baru, Dermaga Barat Jakarta Utara," kata Suharsono Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, Senin 27 Desember 2010.
Ia mengatakan masih banyak potensi dan kekayaan alam laut Indonesia yang belum tergarap. "Terutama di wilayah-wilayah Indonesia yang luas, apalagi wilayah terpencil dan wilayah perairan yang berbatasan dengan negar tetangga," ungkapnya.
Salah satunya, tim menemukan arus air tawar di bawah laut yang bisa mendeteksi datangnya El Nino dan La Nina di Indonesia. Arus ini, kata dia, ada di Laut Kalimantan Selatan.
Karena besarnya massa air tawar di perairan tersebut, tim memperkirakan adanya spesies unik di sana. Perairan Natuna dikenal memiliki pesona alam yang indah dan potensi sumber daya laut yang tinggi.
• VIVAnews
Besar UFO Inggris Itu 20 Kali Lapangan Bola Pesawat raksasa misterius yang besarnya '20 kali lapangan bola' terlihat pada tahun 1995.
um'at, 6 Agustus 2010, 12:00 WIB Elin Yunita Kristanti
VIVAnews - Badan Arsip Inggris kembali membuka ribuan file tentang penampakan benda misterius di langit alias unidentified flying object (UFO), Kamis 5 Agustus 2010.
Salah satunya adalah penampakan pesawat raksasa misterius yang besarnya '20 kali lapangan bola' di atas Bandara Manchester, Inggris, Januari 1995.
Penampakan itu dilaporkan para saksi mata ke pihak militer setempat. Yang luar biasa, di hari yang sama, pilot British Airways melaporkan pesawatnya 'hampir meleset' saat ia mencoba mendaratkan Boeing 737 di landasan. Ini jadi bahan investigasi Departemen Pertahanan.
Laporan lain menyebutkan, penampakan benda mirip cerutu di atas Lancashire pada Februiari 1977, serta pada Oktober 1980, dua petugas polisi yang melakukan patroli di RAF Woodbridge, Suffolk, melihat obyek aneh yang bersinar dari dalam hutan.
"Deskripsi obyek tersebut, berwarna metalik, dan berbentuk segitiga. Benda ini memancarkan cahaya putih ke hutan di sekitarnya," demikian bunyi laporan tersebut, seperti dimuat laman The Sun.
Salah satu laporan yang paling menarik perhatian adalah keputusan Mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill yang sengaja merahasiakan insiden 'pertemuan' antara UFO dengan pesawat pembom milik RAF di atas perairan Inggris.
Dalam dokumen rahasia yang diungkap hari ini, Churchill beralasan, dia tak mau rakyat panik dan kehilangan keyakinan agamanya.
Churchill mengeluarkan keputusan itu di sela-sela rapat rahasia dengan komandan pasukan sekutu, Jenderal Dwight Eisenhower di sebuah tempat yang dirahasiakan di Amerika Serikat.
***
File yang kemarin diungkap juga menyebut bahwa penampakan UFO di Inggris pada tahun 1950-an mendapat tanggapan serius, bahkan didiskusikan oleh pejabat intelijen level tinggi.
Penulis 'The UFO files' dan dosen jurnalistik senior dari Sheffield Hallam University mengatakan, di tanggal-tanggal di file yang kemarin dibuka adalah saat di mana ketertarikan terhadap dunia paranormal mencapai puncaknya.
Apalagi, didukung sejumlah film fiksi ilmiah semacam 'The X Files' dan 'Independence Day'.
Sementara, Nick Pope, mantan pegawai Departemen Pertahanan Inggris yang menangani file UFO mengatakan, seberapa besar kepercayaan seseorang tentang keberadaan UFO, ada fakta-fakta yang harus dipertimbangkan.
"Mayoritas dari laporan penampakan UFO adalah kesalahan identifikasi benda, misalnya lampu pesawat atau meteor. Namun, sebagian kecil dari laporan tersebut sampai sekarang tidak bisa dijelaskan," kata dia, seperti dimuat Daily Telegraph. (sj)

Salah satu gambaran laporan UFO (Daily Mail)
Salah satunya adalah penampakan pesawat raksasa misterius yang besarnya '20 kali lapangan bola' di atas Bandara Manchester, Inggris, Januari 1995.
Penampakan itu dilaporkan para saksi mata ke pihak militer setempat. Yang luar biasa, di hari yang sama, pilot British Airways melaporkan pesawatnya 'hampir meleset' saat ia mencoba mendaratkan Boeing 737 di landasan. Ini jadi bahan investigasi Departemen Pertahanan.
Laporan lain menyebutkan, penampakan benda mirip cerutu di atas Lancashire pada Februiari 1977, serta pada Oktober 1980, dua petugas polisi yang melakukan patroli di RAF Woodbridge, Suffolk, melihat obyek aneh yang bersinar dari dalam hutan.
"Deskripsi obyek tersebut, berwarna metalik, dan berbentuk segitiga. Benda ini memancarkan cahaya putih ke hutan di sekitarnya," demikian bunyi laporan tersebut, seperti dimuat laman The Sun.
Salah satu laporan yang paling menarik perhatian adalah keputusan Mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill yang sengaja merahasiakan insiden 'pertemuan' antara UFO dengan pesawat pembom milik RAF di atas perairan Inggris.
Dalam dokumen rahasia yang diungkap hari ini, Churchill beralasan, dia tak mau rakyat panik dan kehilangan keyakinan agamanya.
Churchill mengeluarkan keputusan itu di sela-sela rapat rahasia dengan komandan pasukan sekutu, Jenderal Dwight Eisenhower di sebuah tempat yang dirahasiakan di Amerika Serikat.
***
File yang kemarin diungkap juga menyebut bahwa penampakan UFO di Inggris pada tahun 1950-an mendapat tanggapan serius, bahkan didiskusikan oleh pejabat intelijen level tinggi.
Penulis 'The UFO files' dan dosen jurnalistik senior dari Sheffield Hallam University mengatakan, di tanggal-tanggal di file yang kemarin dibuka adalah saat di mana ketertarikan terhadap dunia paranormal mencapai puncaknya.
Apalagi, didukung sejumlah film fiksi ilmiah semacam 'The X Files' dan 'Independence Day'.
Sementara, Nick Pope, mantan pegawai Departemen Pertahanan Inggris yang menangani file UFO mengatakan, seberapa besar kepercayaan seseorang tentang keberadaan UFO, ada fakta-fakta yang harus dipertimbangkan.
"Mayoritas dari laporan penampakan UFO adalah kesalahan identifikasi benda, misalnya lampu pesawat atau meteor. Namun, sebagian kecil dari laporan tersebut sampai sekarang tidak bisa dijelaskan," kata dia, seperti dimuat Daily Telegraph. (sj)
Langganan:
Postingan (Atom)