Oalah gni yach jadi mahasiswa kere.
Mesti diet abis"an demi menyelamatkan kantong yang udah mepet banget buat hidup merantau di kota orang.
Mesti makan mie goreng ma air putih doang buat nipu perut yang udah triak" protes minta diisi nasi, ayam, ikan, dan teman" sejenisnya.
Tapi hal tersebut sulit sekali dijangkau oleh dompet yang sangat seret untuk rela mengeluarkan selembar demi selembar uang ribuan. Rasanya sangat disia - siakan membuang uang, tapi jika perut sudah tak tahan dan memprotes bila hanya makan mie goreng saja, dengan amat sangat terpaksa lembaran uang di dompet harus dikeluarkan untuk beli nasi dan kawan"nya yang sangat nikmat bila disajikan bila perut kelaparan.
Kekerean berlanjut dengan adanya teman seperjuangan.
Untung saja saya punya teman sependeritaan yang sama - sama menderita gag punya uang ya walaupun bedanya dia PP buat ke kampus, rumahnya Cuma d sawojajar ini. Jadi ke kampus Cuma tinggal weeeng ajah nyampe' deh dkampus walaupu sering telat juga alo masuk pagi. Beda ma aq yang merantau ( ciyeee, padahal pandaan doank ) demi menyukseskan cita" saia yang sudah diidam"kan dari jaman SMA.
Berbekalkan alasan ingin mengerjakan tugas dan mengisi waktu luang,
aq ma de" capcus ke PERPUS dan meninggakan teman" yang lain yang semuanya pada mau makan di kantin blakang kampus. skali lagi PERPUS tempat dimana buku" sgala macam berkumpul. Dari yang jenisnya fiksi sampai non fiksi skalipun buku yang susah dimegertipun pasti ada di dalam perpus tersebt.
Mungkin dengan keberangkatan qta kesana bisa bikin qta lupa karena kelaparan ato malah qta kenyang dengan baca" buku" dsna.
Ato lebih parahnya lg qta Kenyang trus pingsan deh, gara" banyak huruf", kata" dan kalimat" yang lompat" d kpala q ma de".
Ohhhhh yaaahhh, ada yang tidak bisa disia"kan d tempat terhormat ini,
yaitu di samping jaln k cafĂ© perpus tersedia air mineral GRATIS, iah sesuatu yang tidak boleh disia"kan dan dilewatkan demi menipu perut yang tersayang ini ( ohh my ghost kejamnya daku demi gratisan ). Segera dengan tanpa aba" dan perintah kami segera meluncur ketempat yang dituju dengan wajah riang gembira dan tanpa rasa berdosa atau malu sekalipun ( dasar muka tembok ). Surga serasa memenuhi tenggorokan kami dan saya rasakan lama kelamaan peru mulai kenyang karena banyak terisi air, oh ini bukan kenyang lagi tapi memang benar" kembung gara" terlau banyak air yang meluncur melewati usus yang kemudian kelambung. Mmmmmm perlahan tapi pasti. Sesekali aq dan de" bergantian kebelakang, oh salah bukan hanya sesekali tapi seringkali sampai" bisa di hitung dengan jari yang tidak semestinya ( maksudnya keseringan jd gag bisa d itung pake' 10 jari ). Tiap kali selesai ke toilet dan saat terasa angin menyergap badan, rasa ingin pipis pun kembali mewarnai kami ( hikz… T.T ).
Sampai pada saatnya kami menyerah, oke" kita makan sekarang.
Aq dan de" berlari kantin belakang kampus demi menyudahi penderitaan ini. Diet tak berhasil, uang di dompetpun kembali melayang dan perut terselamatkan dari penderitaan berkepanjangan. Untk hari" selanjutnya kami akan belajar dari pengalamn yang ada, Yaitu gag usah BOROS ...
:: dikutip dari cerita sebenarnya dan di edit sesuai keinginan penulis ::
by : RischA Andhika W