Halaman

Kamis, 06 Januari 2011

Televisi
1. Pengertian, Fungsi, Cara Penggunaan Televisi
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia
Kotak televisi yang pertama dijual pada akhir tahun 1930-an sudah menjadi salah satu alat penerima komunikasi utama dalam rumah, perdagangan dan institusi, khususnya sebagai sumber hiburan dan berita. Sejak 1970-an, kemunculan video tape, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk menayangkan hasil rekaman.
Cara Penggunaan Televisi
Televisi bekerja dengan cara menerima gelombang elektromagnetik dan merubahnya menjadi energi akustik dan cahaya yang biasa kita dengar dan lihat.
Layar televisi menampilkan gambar yang berasal dari ribuan titik – titik kecil (pixel) yang ditembak dengan elektron yang berenergi tinggi. Piksel warna ( merah, hijau, biru ) inilah yang dikombinasikan dan di tampilkan di layar komputer dalam bentuk gambar seperti yang kita lihat.
Benjamin Olken, ekonom dari MIT, beberapa tahun lalu pernah meneliti pengaruh televisi di kalangan rumah tangga Indonesia. Kita tahu bahwa pulau Jawa adalah daratan yang terdiri dari sejumlah gunung dan dataran tinggi. Akibatnya ada wilayah yang mendapatkan sinyal televisi bagus namun ada juga yang terperangkap bayangan dataran tinggi sehingga penerimaan sinyalnya terbatas.
Olken mensurvei lebih dari 600 desa di Jawa Timur dan Jawa Tengah serta membandingkan antara desa yang bisa menjangkau sedikit dengan desa yang bisa menerima banyak saluran televisi. Hasilnya cukup menarik. Setiap bertambah satu channel televisi yang bisa dilihat, maka rata-rata mereka menonton televisi lebih tujuh menit lebih lama. Ketika survei ini dilakukan, hanya ada 7 stasiun televisi nasional. Kalau survei tersebut dilakukan saat ini, bisa jadi waktunya akan bertambah besar.
Temuan lain yang tak kalah menarik adalah di pedesaan dengan penerimaan sinyal televisi yang lebih bagus menunjukkan adanya tingkat partisipasi kegiatan sosial yang lebih rendah. Artinya, orang lebih suka menonton televisi daripada terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Lebih dari itu, di pedesaan tersebut juga terlihat adanya tingkat ketidakpercayaan yang lebih tinggi di antara penduduk yang berakibat pada lesunya kerjasama perekonomian dan perdagangan.
2. Analisis
Menurut saya perilaku hidup konsumtif terhadap televisi dapat mempengaruhi berbagai aspek di lapisan masyarakat. Perilaku tersebut juga dapat menggeser kebudayaan yang dianut suatu masyarakat di suatu daerah. Karena dengan seiring datangnya televisi atau terciptanya suatu program baru yang ditayangkan di televisi, maka semakin besar tingkat ketidak sadaraan masyarakat akan keadaan disekelilingnya. Seperti acuh tak acuh pada kebudayaan yang dimiliki, jiwa patriotisme yang ada pada manusia menjadi individualisme dan dalam diri pribadinya akan muncul sifat indifidualisme.
Menonton televisi secara berlebihan akan membuat otak menjadi pasif. Kita hanya akan menerima mentah-mentah suatu informasi atau kejadian yang disiarkan di televisi tanpa memfilternya terlebih dahulu. Jika perilaku dan pola pikir tersebut terus menerus ada pada diri kita, maka tidak menutup kemungkinan kita akan meniru apa yang kita lihat tanpa memikirkan hal tersebut baik atau tidak.

http://julianhutabarat.blogspot.com/2009/01/benjamin-olken-ekonom-dari-mit-beberapa.html

BY : FEBRIYANTI DINDA SONGKOYONO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Your comments and suggestions we mature